00%

Daftar Hadits


Abu Qatadah Al-Anshari berkata: "Nabi Saw. pernah shalat sambil menggendong cucunya, Umamah binti Zainab putri Rasulullah Saw. dari Abul 'Ash bin Rabi'ah bin Abd Syams. Jika sujud, beliau meletakkannya, dan bila bangun digendong kembali."

Bukhari (Shahih)

Abu Hazim bin Dinar berkata: "Ada beberapa orang datang kepada Sahl bin Sa'ad As-Sa'idi untuk bertanya tentang asal dibuatnya mimbar. Sahl menjawab: "Demi Allah! Aku mengetahui benar dari apa mimbar ini dibuat karena aku melihat pertama kali mimbar ini diletakkan, dan pertama kali diduduki oleh Nabi Saw. Rasulullah Saw. menyuruh seseorang kepada Fulanah (yang namanya disebutkan oleh Sahl), 'Suruhlah pembantumu yang tukang kayu itu membuatkan dudukan untukku yang kugunakan ketika aku akan bicara pada orang-orang.' Maka dibuatkan mimbar dari kayu hutan. Setelah selesai, dia mengutus seseorang menemui Rasulullah Saw. dan menyampaikan bahwa permintaannya telah selesai, lalu diperintahkan supaya diletakkan di sini. Kemudian aku melihat Rasulullah Saw. shalat di atasnya dan takbir di atasnya, juga ruku' di atasnya, kemudian mundur sampai di bawah mimbar dan sujud di bawah mimbar, kemudian kembali ke atas mimbar. Setelah selesai beliau menghadap kepada orang-orang dan bersabda: 'Wahai manusia, sengaja aku berbuat demikian agar kalian bisa mengikuti aku dan mengetahui cara shalatku.'"

Bukhari (Shahih)

Abu Hurairah r.a. berkata: "Telah dilarang seseorang yang shalat meletakkan tangannya di pinggang."

Bukhari (Shahih)

Mu'aiqib berkata: "Nabi Saw. bersabda mengenai orang yang meratakan tanah ketika akan sujud: 'Jika terpaksa berbuat demikian maka boleh hanya satu kali.'"

Bukhari (Shahih)

Abdullah bin Umar berkata: "Rasulullah Saw. melihat ludah di dinding masjid sebelah qiblat, maka dikorek dengan tangannya kemudian menghadap kepada sahabatnya sambil bersabda: 'Jika seorang sedang shalat maka jangan meludah di depan wajahnya, sebab Allah menghadap ke wajahnya ketika ia shalat."

Bukhari (Shahih)

Abu Sa'id berkata: "Nabi Saw. melihat ingus (dahak) di dinding masjid di arah qiblat, maka dikorek dengan batu, kemudian Nabi Saw. melarang orang meludah di depannya atau sebelah kanan, tetapi jika akan meludah maka ke kiri atau di bawah telapak kaki kirinya."

Bukhari (Shahih)

Abu Hurairah dan Abu Sa'id berkata: "Nabi Saw. melihat dahak (ingus) di dinding masjid, maka langsung mengambil batu dan mengoreknya, kemudian bersabda: 'Jika salah seorang di antara kalian akan membuang ingus, maka jangan di depan wajah atau ke kanannya, hendaklah meludah di sebelah kiri atau di bawah kaki kirinya."

Bukhari (Shahih)

Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi Saw. shalat zhuhur dua raka'at kemudian salam, dan langsung berdiri menuju sebatang kayu yang terletak di depan masjid sambil meletakkan tangan di atasnya. Sedang di antara sahabat ada Abu Bakar dan Umar, tetapi keduanya tidak berani menegur Nabi Saw. , sementara banyak orang keluar dari masjid sambil berkata: 'Shalat telah disingkat (dikurangi).' Ketika itu ada seorang lelaki yang bergelar Dzul Yadain, dia berkata: 'Ya Nabiyallah, lupakah engkau atau memang shalatnya dikurangi?' Nabi Saw. menjawab: 'Aku tidak lupa dan tidak dikurangi.' Para sahabat berkata: 'Sungguh engkau telah lupa ya Rasulullah.' Kemudian Nabi Saw. bersabda: 'Benar Dzul Yadain.' Lalu Nabi Saw. berdiri ke mihrabnya dan shalat dua raka'at dan salam, kemudian takbir dan sujud seperti sujud yang biasa atau lebih lama, kemudian duduk, lalu takbir dan sujud kembali seperti yang pertama atau lebih lama, kemudian takbir dan duduk."

Bukhari (Shahih)

Jabir bin Abdullah berkata: "Nabi Saw. bersabda: 'Siapa yang makan bawang putih atau bawang merah, maka hendaknya meninggalkan kami, atau meninggalkan masjid kami dan duduklah di rumahnya. Dan di hadapan Nabi Saw. dihidangkan panci (kuali) berisi berbagai macam rempah dan sayur mayur, Rasulullah Saw. merasa mencium bau sesuatu, lalu beliau bertanya, dan ketika diberitahu macam-macam rempah itu, beliau bersabda: 'Berikan kepada sahabat yang ada di situ.' Ketika orang yang diberi itu mengetahui bahwa Nabi Saw. tidak memakannya, sahabat itu juga tidak mau memakannya, tetapi Nabi Saw. bersabda: 'Makanlah, sebab aku sering berbicara kepada yang kalian tidak berbicara kepadanya.'"

Bukhari (Shahih)