Muhammad Rasulullah Saw. bersabda, “Ya Alloh, aku berlindung kepada-Mu dari kelaparan dan kecurangan. Karena kelaparan berarti kehilangan nikmat, dan kecurangan (khianat) berarti kehilang an agama.”
Abu Dawud (Shahih)
Ubadah bin As-Shamit berkata: "Nabi Saw. bersabda: 'barangsiapa yang membaca: Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu wa anna Muhammadabduhu warasuluhu , wa anna Isa abdullahi warasuluhu (wabnu amatihi) wakalimatuhu algaaha ila Maryam wa ruhun minhu, waljannatu hag wannaaru hag. Aku percaya bahwa tiada Tuhan kecuali Allah yang Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Nabi Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya, dan bahwa Isa juga hamba Allah dan utusan-Nya (putra dari hamba-Nya), dan kalimat Allah telah diturunkan kepada Maryam, juga Isa sebagai ruh yang diciptakan Allah, dan surga itu hag (benar) neraka juga hag (benar), pasti Allah akan memasukkannya ke dalam surga bagaimanapun amalnya).'"
Bukhari (Shahih)
Anas bin Malik r.a. berkata: "Ketika Nabi Saw. memboncengkan Mu'adz bin Jabal di atas kendaraannya, tiba-tiba Nabi Saw. memanggil: 'Ya Mu'adz.' Dia menjawab. 'Labbaika ya Rasulullah wa sa'daika,' lalu dipanggil lagi: 'Ya Mu'adz.' Dijawab: 'babbalka ya Rasulullah wa sa'daika,' kemudian diulang lagi: 'Ya Mu'adz,' maka dijawab: 'Labbaika ya Rasulullah wa sa'daika.' Lalu Nabi Saw. bersabda: 'Tiada seorangpun yang bersyahadat, mempercayai bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan bahwa Nabi Muhammad utusan Allah dengan benar dari lubuk hatinya, melainkan Allah mengharamkan dari api neraka.' Mu'adz bertanya: 'Bolehkah aku sampaikan hal itu pada orang-orang agar mereka gembira?' Nabi Saw. menjawab: 'Jika diceritakan, mereka akan sembrono.' Tetapi Mu'adz memceritakan hadits ini ketika hampir meninggal dunia, karena khawatir menanggung dosa sebab menyembunyikan ilmu dalam agama."
Bukhari (Shahih)
Mu'adz bin Jabal berkata: "Ketika aku di belakang Rasulullah Saw., di atas himar yang bernama Ufair, tiba-tiba Nabi Saw. bertanya: 'Ya Mu'adz, tahukah engkau apakah hak Allah yang diwajibkan atas hamba-Nya, dan apakah hak hamba atas Allah?' Jawab Mu'adz: Allahu wa rasuluhu a'lamu (Allah dan Rasulullah yang lebih mengetahui). Maka Nabi Saw. bersabda: 'Hak Allah yang diwajibkan atas hamba-Nya supaya mereka menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Dan hak hamba atas Allah adalah Dia tidak akan menyiksa siapa yang tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apa pun.' Lalu Mu'adz bertanya: 'Ya Rasulullah bolehkah aku sampaikan kabar gembira ini pada semua orang supaya mereka gembira?' Jawab Nabi Saw.: 'Jangan disampaikan dulu agar mereka tidak teledor.'"
Bukhari (Shahih)
lagi: 'Ya Mu'adz!' Aku menjawab: 'Labbaika Rasulullah wa sa'daika.' Lalu beliau bersabda: 'Tahukah engkau apakah hak Allah yang diwajibkan atas hamba-Nya?' Jawab Mu'adz: Allah dan Rasulullah yang lebih mengetahui.' Maka Nabi Saw. bersabda: 'Hak Allah yang diwajibkan atas hamba-Nya, supaya mereka menyembah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan Allah dengan suatu apa pun.' Kemudian meneruskan perjalanan, lalu bertanya lagi: 'Ya Mu'adz bin Jabal.' Aku menjawab: 'Labbaika Rasulullah wa sa'daika.' Lalu (aku) ditanya: 'Tahukah engkau apakah hak hamba jika mereka telah melaksanakan kewajiban itu?' Jawab Mu'adz: 'Allah dan Rasulullah yang lebih mengetahui.' Maka Nabi Saw. bersabda: 'Hak hamba atas Allah bahwa Allah tidak akan menyiksa mereka.'"
Bukhari (Shahih)
Mu'adz bin Jabal r.a. berkata: "Ketika aku sedang mengikuti di belakang kendaraan Nabi Saw. , tiada jarak antaraku dengan Nabi Saw. kecuali bagian belakang kendaraan itu, tiba-tiba Nabi Saw. memanggil: 'Ya Mu'adz.' Jawabku: 'Labbaika Rasulullah wa sa'daik.' Kemudian terus berjalan sejenak, lalu memanggil lagi: 'Ya Mu'adz!' Aku menjawab: 'Labbaika Rasulullah wa sa'daika.' Kemudian terus berjalan dan memanggil
Bukhari (Shahih)
Anas r.a. berkata: "Nabi Saw. bersabda: 'Tiga sifat, siapa yang melakukannya pasti dapat merasakan manisnya iman: 1) Cinta kepada Allah dan Rasulullah melebihi cintanya kepada yang lain. 2) Cinta kepada sesama manusia semata-mata karena Allah. 3) Enggan (tidak suka) kembali kepada kekafiran sebagaimana enggan (tidak suka) dimasukkan ke dalam api neraka.'"
Bukhari (Shahih)
Ibnu Umar r.a berkata: "Rasulullah Saw. bersabda: Aku diperintah memerangi orang-orang sehingga mengucapkan kalimat syahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah, dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka bila mereka telah mengerjakan semua itu berarti telah terpelihara darah dan harta mereka dariku kecuali dengan hak dalam Islam, dan perhitungan mereka terserah kepada Allah.'"
Bukhari (Shahih)
Abu Hurairah r.a. berkata: "Rasulullah Saw. bersabda: Aku diperintah memerangi orang-orang sehingga mereka mengakui La ilaha illallah, maka siapa yang telah mengucap La ilaha illallah, maka telah terpelihara jiwa dan hartanya dariku kecuali menurut kewajibannya dalam Islam, dan perhitungannya terserah kepada Allah ta'ala.'"